
Berikut ada beberapa tips untuk melakukan perjalanan dengan balita, berdasarkan pengalaman kami berkelana dengan Janis. Semoga bermanfaat ya!
Rencana vs. Realita
Rencana memang penting dan berhubungan sekali dengan waktu. Seringkali jadwal sudah tersusun rapi, tetapi realitanya semuanya kembali ke situasi dan kondisi. Tak jarang, rencana kami ‘bertabrakan’ dengan situasi Janis saat itu. Seperti ketika di Borough Market, London, Janis tiba-tiba muntah, dan mengharuskan kami untuk segera kembali ke hotel dan berisitirahat saja di dalam kamar. Atau saat kami berencana untuk pergi ke Phillip Island, Melbourne, rupanya Janis tidak betah duduk di carseat terlalu lama, sedangkan perjalanannya memakan waktu tiga jam. Akhirnya, kami terpaksa membatalkan rencana ini.
Usahakan sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan jadwal si kecil, mulai dari bangun tidur pagi hari sampai kembali tidur lagi di malam hari. Utamakan kebutuhannya, karena sudah pasti akan mempengaruhi kondisinya di perjalanan selanjutnya.
Barang Bawaan
Ketika belum memiliki anak, biasanya kami hanya membawa dua ransel dengan kapasitas 40 liter, untuk bepergian selama 10-14 hari. Begitu Janis lahir, semuanya berubah total, hahaha. Kami membawa (paling banyak) dua koper, ukuran medium dan ukuran kecil, dan tetap dengan ransel dengan ukuran yang lebih kecil, untuk membawa barang esensial-nya Janis berikut cemilan.
Nah, untuk barang keperluan si kecil, seperti diaper, susu UHT, dan cemilan, bawa secukupnya saja, paling tidak cukup untuk tiga sampai empat hari. Menurut saya, lebih baik membeli kebutuhan yang kurang di tempat tujuan, daripada terlalu banyak membawa barang saat di perjalanan.
Penerbangan
Kami mencoba memilih maskapai penerbangan dengan layanan yang baik dan lebih nyaman, terlebih untuk penerbangan jarak jauh. Memang akan mengeluarkan biaya lebih banyak, tapi memberi dampak yang lebih baik untuk semuanya, terutama untuk Janis. Yang tak kalah penting adalah pilih maskapai penerbangan dengan reputasi yang baik.
Stroller vs. Baby Carrier
Untuk di bagian ini, semuanya tergantung kenyamanan dari masing-masing orang tua. Ada yang cukup membawa baby carrier atau stroller saja, tapi ada pula yang membawa keduanya. Sah-sah saja.
Janis pertama kali bepergian saat usianya empat bulan. Saat itu kami berangkat ke Singapura, dalam rangka menjemput suami yang akan pindah ke Jakarta. Ini pertama kalinya Janis merasakan panasnya udara Singapura. Apalagi kami banyak berjalan kaki, dan karena itu pula, Janis cukup saya gendong di baby carrier supaya lebih praktis. Empat hari kemudian, seluruh tubuhnya dipenuhi ruam. Suhu badannya pun meningkat selama beberapa hari, walaupun tidak demam. Ketika kami bawa ke rumah sakit, dokter bilang, mungkin Janis belum bisa beradaptasi dengan cuaca panas, lalu disarankan untuk memakai stroller, supaya ruamnya mereda. Untungnya saat itu kami juga membawa stroller. Tidak sia-sia kami membawa keduanya.
(more…)